Dosen FIB Unair Terpilih Jadi 10 Penulis Terbaik UWRF

Oleh Embun BeningFriday, 18th April 2025 | 20:15 WIB
Dosen FIB Unair Terpilih Jadi 10 Penulis Terbaik UWRF
Pelaksanaan Emerging Writers Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2025. (warnaberita.com/istimewa)

Surabaya, warnaberita.com – Prestasi membanggakan ditorehkan salah satu dosen Universitas Airlangga (Unair). 

Dia adalah Kukuh Yudha Karnanta, S.S., M.A., dosen Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair yang terpilih menjadi 10 penulis terbaik dalam seleksi program Emerging Writers Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2025. 

Alasan keikutsertaan dosen sekaligus penulis itu juga tergolong unik. 

Baca Juga: Telkomsel Hadirkan Bundling Eksklusif untuk iPhone 16, Cek Penawarannya

Kukuh, sapaannya, mengungkapkan bahwa alasan keikutsertaannya dalam UWRF 2025 awalnya tidak berdasar pada niatan khusus. 

Bahkan, draft cerpen yang ia ajukan sebenarnya untuk ia terbitkan dalam koran cetak. 

“Setelah draft cerpen itu jadi, ternyata panjangnya sekitar 2.500 kata, sementara koran hanya menerima kisaran 1.500 kata. Memangkasnya tidak mungkin, akan banyak bagian yang hilang. Lalu saya cari info di internet, media yang sesuai dengan panjang cerpen saya. UWRF muncul sebagai salah satu opsi karena panjangnya bisa sampai 3.500 kata,” jelasnya. 

Baca Juga: Sepanjang 2024, Puluhan Ribu UMKM "Go Modern" Didukung Telkom

Menyadari UWRF adalah ajang dengan prestise tinggi di kalangan penulis sastra, Kukuh lantas mengembangkan draft cerpen awal menjadi lebih kompleks dan menambahkan detil cerita.

Cerpen tersebut berlatar Kota Surabaya, khususnya di Makam Eropa Peneleh dan Rencananya, cerpen ini akan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan terbit pada Oktober mendatang.

“Ada nuansa sejarah masa transisi kolonialisme Belanda ke era pendudukan Jepang di awal tahun 1942. Ada juga kehidupan orang-orang Belanda di kamp-kamp interniran,” sebutnya. 

Baca Juga: MBG Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Peternakan Sapi Perah Raih Keuntungan Signifikan

Gagasan kisah dalam cerpen yang Kukuh tulis bermula dari andilnya dalam penyusunan naskah akademis guna ikut serta dalam program Memori Kolektif Bangsa. 

Dalam kesempatannya membaca ratusan lembar arsip catatan pemakaman Eropa Peneleh, ada beberapa arsip yang menyentuhnya, terutama arsip yang ditulis oleh seorang dari Belanda. 

“Saya berpikir, makam bukan untuk mereka yang telah mati saja. Makam adalah juga untuk mereka yang hidup. Manusia hidup dalam dan dengan memori. Manusia menciptakan, mereproduksi, dan mengawetkan memori. Dan makam adalah bagian dari seluruh proses memori itu,” imbuhnya.

Baca Juga: Kulit Kepala Berminyak? Ini Cara Mengatasinya

Menurutnya, sisi kemanusiaan yang ia tonjolkan bersifat universal karena relasi antara ayah dan anak laki-laki dialami oleh setiap orang. 

“Saya menuliskan bukan dalam bentuk naskah akademik atau formulir. Melainkan dalam bentuk cerita agar saya punya banyak ruang untuk mengeksplorasi sisi kemanusiaan dalam arsip-arsip tentang makam Eropa ini,” ungkap dosen yang pernah meraih penghargaan Kritik Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2021 itu. 

Proses kreatif dalam penulisan naskah cerpennya juga terbilang tak mudah. 

Baca Juga: Kemensos Dukung Digitalisasi Perlinsos

Ia menuturkan, perlu melakukan penyesuaian, penggalian data data, dan arsip-arsip lain di luar Arsip Makam Eropa Peneleh. 

“Saya lupa sudah berapa kali merevisinya dan memastikan setiap detailnya. Saya beruntung memiliki sahabat dan kolega yang bersedia membaca draft awal cerpen ini, dan memberikan koreksi-koreksi kritis untuk perbaikan,” ungkapnya.

Kukuh mengaku menikmati proses kreatif penulisan cerpen ini dan ia meyakini bahwa setiap arsip punya kisah ajaibnya masing-masing. 

“Hal yang bisa saya bagikan kepada teman-teman mahasiswa yang tertarik menekuni penulisan adalah, keterampilan menulis itu harus diimbangi dengan keberanian menjelajah banyak hal lain. Seperti sejarah, budaya lokal, teknologi, dan lain-lain sebagai sumber inspirasi,” tandasnya. (*)

© 2025 Warnaberita.com - All Rights Reserved
Warnai Hidup dengan Ragam Berita