Badung, warnaberita.com - Sebagai langkah nyata untuk memajukan dunia fashion di Bali, dalam lima tahun ke depan, Dekranasda Bali akan fokus mengkurasi desainer-desainer Bali yang layak tampil di kancah internasional.
Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster menegaskan ingin memberi ruang dan pengalaman agar mereka bisa menjadi trend center, menentukan arah mode, tidak hanya untuk Bali tapi juga Indonesia dan bahkan dunia.
Untuk itu, istri Gubernur Bali ini mengajak para desainer untuk mulai menampilkan busana yang ready to wear dalam setiap fashion show, agar karya mereka tidak hanya dinikmati di atas panggung, tetapi juga bisa digunakan oleh masyarakat dalam aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Kemenkes Ajak Komunitas dan Pegiat Medsos Jadi Duta Imunisasi Digital
“Desain yang indah harus bisa dipakai, entah ke kantor, ke resepsi, atau kegiatan lain. Itulah arah yang ingin kita capai dalam industri fashion Bali,” jelasnya.
Tahun ini, Dekranasda Bali telah mengantongi dua nama desainer Bali yang siap diajak ke pentas internasional.
Proses kurasi akan dilanjutkan pada bulan Juni mendatang, dengan target penambahan dua desainer lagi untuk dibawa ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Baca Juga: Malaysia Pelajari Upaya Penanganan Bencana Indonesia
Hal ini dilakukan sebagai bentuk nyata dukungan Dekranasda Bali kepada para desainer di tanah dewata untuk tampil di pentas dunia.
Di sisi lain, dunia fashion di Bali terus menunjukkan geliatnya. Banyak desainer-desainer bermunculan di Pulau Dewata.
Untuk itu, Dekranasda Provinsi Bali berkomitmen untuk terus memajukan dunia fashion lokal. Dalam upaya membangun industri fashion tidak hanya berhenti pada panggung peragaan, tetapi juga mencakup ekosistem yang lebih luas.
Baca Juga: Bandara Ngurah Rai Rayakan Tiga Peringatan Keagamaan dalam Budaya Bali
Saat menyaksikan fashion show bertema Black Glamour Elegant yang diselenggarakan oleh desainer Yongki Perdana di salah satu Restaurant and Lounge di Petitenget, Badung pada Senin (21/4) malam, Ny. Putri Koster mengajak desainer untuk berjuang, memberi mereka pengalaman, dan membangun sistem yang melibatkan penenun, penjahit, model, hingga koreografer.
"Semua harus bergerak bersama," tegasnya. (*)