Kendal, warnaberita.com - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama Kementerian Kesehatan, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), meluncurkan program akad massal dan penyerahan kunci rumah bersubsidi di Kendal, Jawa Tengah, pada Senin, 28 April 2025.
Program ini dirancang untuk memudahkan akses kepemilikan hunian layak bagi 30.000 tenaga kesehatan, yang meliputi 15.000 perawat, 10.000 bidan, dan 5.000 tenaga kesehatan masyarakat.
Sasaran utama adalah tenaga kesehatan dari kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang belum memiliki rumah.
Baca Juga: Kenapa Imunisasi Penting? Ini Penjelasan Direktur Imunisasi Kemenkes
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menegaskan pentingnya seleksi ketat terhadap pengembang perumahan yang dilibatkan dalam program ini.
“Saya minta nanti bersama bank, terutama BTN, menyalurkan kewenangan apa yang dibutuhkan supaya jangan hanya diberikan kepada pengembang, tapi pilihlah pengembang yang bagus. Jangan hanya menyalurkan sekadar keuangan. Jangan lagi rakyat dibiarkan berhadapan sendiri,” tegas Maruarar.
Ia juga menyampaikan bahwa program rumah subsidi ini merupakan mandat langsung dari Presiden Prabowo Subianto, yang menginstruksikan penyediaan rumah layak dengan subsidi bunga yang sangat rendah.
Baca Juga: Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dilepas, Ini Pesan Menag
Tak hanya berbicara, Maruarar langsung turun ke lapangan untuk mengecek kondisi perumahan.
Ia memastikan bahwa rumah yang dibangun berada di lokasi yang bebas banjir dan memiliki lingkungan yang nyaman bagi warganya.
“Saya biasanya suka out of the box. Saya cek langsung perumahannya. Tidak banjir, warganya bahagia. Ini bukti bahwa pengembangnya bertanggung jawab,” katanya.
Baca Juga: Spotify Catat Artis Indonesia Alami Peningkatan Penghasilan Royalti
Untuk menjamin ketepatan sasaran program, ia meminta BPS untuk memperbarui data penerima manfaat setiap tiga bulan.
“BPS harus mengupdate by name by address setiap tiga bulan. Tidak boleh lagi ada orang kaya dapat rumah subsidi. Tidak boleh lagi ada penerima bansos yang ternyata orangnya sudah meninggal,” tegasnya.
Maruarar juga berharap agar ke depan kuota program ini dapat diperluas, terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Dongsung Chemical Resmikan Pabrik Poliuretan di Karawang
“Banyak sekali perawat dan bidan yang belum memiliki rumah. Jika kita bisa tambah kuota lagi, saya akan prioritaskan untuk mereka. Semoga semakin banyak pengusaha yang memberikan CSR-nya untuk bidang perumahan,” harapnya.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi kolaborasi lintas sektor ini sebagai bentuk nyata dukungan kepada para tenaga kesehatan.
Pada kesempatan ini, sebanyak 17 tenaga kesehatan dari wilayah Semarang telah terverifikasi sebagai penerima rumah, dengan enam di antaranya secara simbolis menerima kunci rumah langsung dari pejabat yang hadir.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah IFSC World Cup 2025, Hunian Hotel di Nusa Dua Ditarget 75 Persen
Sebagai upaya mempercepat proses verifikasi penerima manfaat, Kementerian Kesehatan memanfaatkan platform SATUSEHAT SDM Kesehatan untuk pemberitahuan dan pengajuan klaim bantuan rumah, dengan penyebaran informasi melalui broadcast WhatsApp dan email kepada tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.
Ke depan, program ini diharapkan dapat diperluas hingga mencakup tenaga kesehatan yang bertugas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan. (*)