Jakarta, warnaberita.com – Lebaran telah berlalu, namun tren menarik dari musim mudik dan silaturahmi tahun ini masih menjadi bahan perbincangan.
Salah satunya adalah maraknya praktik penyewaan smartphone canggih, terutama iPhone demi tampil percaya diri dan mengabadikan momen terbaik bersama keluarga. Namun, di balik tren ini, muncul kekhawatiran baru risiko pencurian data dan pembajakan akun.
Menanggapi tren penyewaan smartphone yang kian marak untuk berbagai kesempatan, VIDA mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap risiko keamanan data pribadi.
Baca Juga: Waspada! Begini Cara Mengatasi HP yang Diretas Melalui APK Berbahaya
Beberapa media lokal mencatatlonjakan permintaan penyewaan smartphone di kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan Banyuwangi menjelang Idultri. Smartphone bukan sekadar alat komunikasi, melainkan simbol gaya hidup dan identitas digital.
Sayangnya, masih banyak yang belum menyadari bahwa perangkat sewaan menyimpan potensi celah keamanan yang serius.
"Menyewa smartphone untuk keperluan sesaat memang praktis, tapi jangan lupa, perangkat itu bisa menyimpan jejak data sensitif kita," ujar ujar Niki Luhur, Founder dan Group CEO VIDA.
Baca Juga: ROG Phone 9 Pro Series, Ponsel Gaming Berbasis AI
Menurutnya, banyak orang tidak sadar bahwa saat menyewa smartphone dan menggunakannya untuk mengakses akun digital atau mengisi data pribadi. Seperti, KTP dan foto pribadi (sele) sedang membuka celah bagi kejahatan online.
Fraudster tidak perlu meretas sistem, karena celahnya sangat terbuka, mulai dari data yang tersimpan otomatis, cache aplikasi, hingga akses residual ke iOS atau Android dari pemilik sebelumnya.
"Dengan itu, mereka bisa mengambil alih akun siapa punhanya dalam hitungan menit dan itulah yang kita kenal sebagai Account Takeover," katanya.
Baca Juga: TelkomGroup Implementasikan LlaMa ke Chatbot Pelanggan
Sebagai penyedia solusi identitas digital bersertikasi dan pencegahan fraud, VIDA mengimbau masyarakat untuk lebih waspada saat menggunakan perangkat sewaan terutama ketika mengakses layanan penting. Seperti, perbankan digital, dompet digital, e-commerce, hingga media sosial. Sebab, perangkat sewaan menyimpan risiko keamanan tinggi, terutama jika digunakan untuk login,transaksi, atau verikasi identitas digital.(*)