Osaka, warnaberita.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno melakukan kunjungan ke Kindai University High School, Osaka, Jepang, pada Selasa (27/5/2025).
Kunjungan ini dilakukan di sela-sela mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam perayaan National Day Indonesia di National Day Hall of World Expo Osaka.
Menko PMK menjelaskan bahwa kunjungan ke Kindai University High School bertujuan untuk studi banding kebijakan pendidikan berbasis Artificial Intelligence (AI) di jenjang sekolah menengah. Dalam kesempatan tersebut, Menko PMK meninjau langsung proses pembelajaran Bahasa Inggris di kelas yang dilakukan dengan dukungan teknologi AI.
Baca Juga: Soal Haji Furoda, Legislator Minta Pemerintah Tanggung Jawab Lindung Caljahaj
Ia menyaksikan pembelajaran Bahasa Inggris yang dilakukan guru, menyaksikan interaksi antara siswa dan sistem AI dalam kelas, serta berbincang dengan beberapa siswa. Ia pun berinteraksi dengan salah satu siswa yang mempraktikkan Bahasa Indonesia setelah belajar melalui AI.
Menko PMK Pratikno menyampaikan apresiasinya atas kesempatan yang diberikan untuk mempelajari langsung implementasi pembelajaran berbasis teknologi digital di Kindai University High School Osaka.
"Saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk melihat langsung proses pembelajaran berbasis teknologi informasi di sekolah ini. Transformasi digital dalam pendidikan bukan hanya soal alat, tapi juga soal visi, ekosistem, dan etika. Jepang menunjukkan hal itu dengan sangat baik," ujar Menko PMK.
Baca Juga: Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia-Prancis dari Borobudur
Kindai University High School dikenal sebagai pelopor pemanfaatan teknologi dalam pendidikan di Jepang. Sejak 2013, sekolah ini telah mengintegrasikan perangkat digital dalam proses belajar mengajar dan menjadi Apple Distinguished School. Kurikulum internasional IB Diploma juga telah diterapkan, dengan penekanan pada literasi digital, teknologi, dan pemanfaatan AI untuk mendukung pembelajaran.
Praktik ini sejalan dengan arah kebijakan nasional Jepang dalam bidang pendidikan dan teknologi. Kebijakan edukasi AI di Jepang berlandaskan pada visi Society 5.0, yakni konsep masyarakat yang berpusat pada manusia melalui integrasi ruang siber dan fisik guna menjawab tantangan sosial.
Dalam dokumen AI Strategy 2019, serta pedoman terbaru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang (MEXT) pada 2024, ditekankan pentingnya literasi AI, pemanfaatan yang bertanggung jawab, serta penguatan peran pendidik dan partisipasi orang tua.
Baca Juga: Juni Ini, Indonesia Gelar Konferensi Infrastfuktur Internasional
Untuk mendukung kebijakan tersebut, pemerintah Jepang telah memastikan kesiapan infrastruktur digital melalui program GIGA School, yang menyediakan satu gawai digital berupa tablet dan akses internet cepat bagi setiap siswa. AI tidak dijadikan sebagai mata pelajaran tersendiri, melainkan diintegrasikan melalui penguatan literasi digital dan teknologi informasi. Kurikulum juga menekankan pada aspek kompetensi yang dinilai tidak dapat tergantikan oleh AI, yakni problem solving, etika digital, dan pemikiran kritis.
Menko PMK juga berdiskusi dengan pimpinan sekolah terkait sejumlah aspek penting, seperti dampak nyata program GIGA School terhadap kesiapan digital dan akses pendidikan; tantangan yang dihadapi dalam implementasi; jaminan keamanan data dan etika penggunaan AI; hingga pelatihan dan sertifikasi bagi guru. Ia turut menyoroti isu kesenjangan digital antara sekolah negeri dan swasta, serta menggali pelajaran yang memungkinkan untuk direplikasi di negara berkembang seperti Indonesia.
"Hasil kunjungan ini akan menjadi masukan strategis. Kami ingin memastikan sistem pendidikan di Indonesia mampu mengadopsi teknologi secara inklusif dan adaptif, demi mempercepat pembangunan sumber daya manusia unggul," tutup Menko PMK. (*)