Denpasar, warnaberita.com - Gerakan Bali Bersih Sampah yang diinisiasi Gubernur Bali Wayan Koster mendapat sambutan positif dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana.
Bahkan, organisasi mahasiswa ini siap pasang badan mendukung melarang produsen air mineral untuk memproduksi dan menjual air minum kemasan plastik berukuran di bawah satu liter.
Dalam audiensinya di Jayasabha, Denpasar pada Rabu (16/4) sore, jajaran BEM Universitas Udayana lewat ketuanya, I Wayan Arma Surya Darmaputra mengatakan sangat mendukung larangan produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di bawah satu liter di Bali.
Baca Juga: Tiga Proyek Besar Gubernur Koster di Buleleng Berlanjut
"Saya sangat mendukung program ini untuk mengurangi sampah plastik kita di Bali. Ini solusi konkret untuk Bali yang mana masalah sampah sudah jadi isu sejak lama," kata Arma Surya di hadapan Gubernur Wayan Koster.
Arma Surya pun mengharapkan kebijakan ini mampu memberikan dampak yang positif serta bisa dilaksanakan dalam jangka panjang. "Seperti sebelumnya kebijakan pembatasan tas kresek yang awalnya banyak dikeluhkan ternyata seiring berjalannya waktu jadi terbiasa," katanya.
Dia menambahkan mewakili semua teman-teman BEM Unud mengapresiasi kebijakan Gubernur Koster. "Jadi saya mewakili teman-teman BEM Udayana mengapresiasi kebijakan Pak Gubernur," imbuhnya.
Baca Juga: Ny. Putri Koster : Sampah Adalah Tanggung Jawab Bersama
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Wayan Koster mengaku sangat senang anak-anak muda bisa mengapresiasi kebijakan yang diambil tersebut.
"Generasi muda saya lihat banyak yang mendukung kebijakan ini. Kebijakan ini juga sudah diakui pemerintah pusat dan sudah banyak diterapkan di luar negeri," jelasnya.
Koster melanjutkan kalau dibiarkan terus tanpa kebijakan konkret, maka lama- lama pariwisata Bali dianggap tidak nyaman bagi wisatawan dunia.
Baca Juga: Putri Koster Soroti Minimnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Isu Pengelolaan Sampah
"Kalau Bali bersih dari sampah plastik 'kan cantik. Naik kelas (pariwisatanya -red) dia. Anak anak muda senang, wisman juga melihat kebijakan ramah lingkungan kita makanya naik terus kunjungannya," katanya.
Wayan Koster mengakui pemerintah pusat justru mendorong untuk memperkuat kebijakan ini sekaligus mengubah perilaku masyarakat.
"Saya bahkan didorong pemerintah pusat untuk bertahan pada kebijakan ini sekaligus mengubah perilaku masyarakat minum air. Bisa gunakan tumbler, atau tempat air lain dan pelopornya Bali untuk kebijakan ini," tambahnya.
Baca Juga: Wayan Koster : KB Bali Bukan Soal Jumlah Tapi Penerus Budaya Bali
Selain masalah sampah plastik, BEM Udayana dalam kesempatan tersebut menyerahkan sejumlah kajian yang banyak fokus pada budaya, adat dan lingkungan, dengan pandangan umum culture for tourism.
Selain itu ada juga kajian-kajian yang menyoroti tentang makin minimnya penggunaan arsitektur khas Bali dalam bangunan dan rumah. Terkait sejumlah hal tersebut Gubernur Koster mempersilakan kalangan mahasiswa untuk menyoroti dan melakukan kajian yang mendalam dan untuk selanjutnya diadakan uji publik.
Baca Juga: XL Axiata Hadirkan Penawaran Eksklusif Beli iPhone 16, Benefit Paket Kuota Data hingga Setahun
"Kalau mahasiswa yang bersuara tentu saja murni tanpa kepentingan," pungkasnya.(*)