Jakarta, warnaberita.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, melakukan audiensi bersama Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman.
Pertemuan ini untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mendukung program prioritas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) 2025–2029.
Kolaborasi akan dititikberatkan pada penguatan peran perempuan dalam pengelolaan pangan berbasis komunitas dan ketahanan pangan keluarga.
Baca Juga: Pemerintah Buleleng Tekankan Penggunaan PLTS Atap
“Kemen PPPA akan melakukan sinergi kerja bersama dengan Kementerian Pertanian utamanya untuk mendorong peran perempuan lebih besar di tingkat komunitas dalam ketahanan pangan dan penguatan ekonomi perempuan. Hal ini sejalan dengan program Kemen PPPA yang berbasis komunitas yaitu Ruang Bersama Indonesia (RBI), sebuah model layanan terintegrasi di tingkat desa/kelurahan untuk percepatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. RBI dirancang bukan hanya sebagai ruang layanan sosial, tetapi juga sebagai wadah partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan desa. Melalui RBI, kami ingin mendorong lahirnya inisiatif lokal seperti budidaya sayur dan tanaman pangan, dapur komunitas, serta UMKM berbasis perempuan," ujar Menteri PPPA di Jakarta pada Rabu (14/05).
Ia menambahkan bahwa program seperti RBI ke depannya akan diprioritaskan di wilayah-wilayah dengan angka kemiskinan perempuan dan kekerasan terhadap anak yang tinggi, serta keterbatasan akses terhadap layanan dasar.
"Ini bukan hanya soal pangan dan ekonomi, tapi juga tentang memulihkan martabat perempuan melalui kerja yang bermakna dan berdampak langsung," ungkap Menteri PPPA.
Baca Juga: Perkimta Buleleng Minta Pengembang Segera Serahkan PSU Perumahan
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pertanian menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap visi Kemen PPPA.
“Kami mendukung pendekatan yang digagas oleh Kemen PPPA dan saya sepakat ketahanan pangan itu kunci. Kita bisa mulai dari pekarangan rumah, dari dapur komunitas. Perempuan memiliki potensi luar biasa, dan sudah saatnya mereka diberi ruang sebagai pelaku utama dalam ekosistem pangan nasional,” ungkap Menteri Pertanian.
Ia juga menyampaikan kesiapan Kementerian Pertanian untuk mendukung kerja sama teknis dan pelatihan, termasuk menyediakan akses jaringan pertanian komunitas yang ramah perempuan. Ia menegaskan pentingnya integrasi peran perempuan dalam model pertanian keluarga sebagai fondasi stabilitas sosial dan ekonomi di akar rumput. (*)