Jakarta, warnaberita.com - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menegaskan Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan ujung tombak peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kerja para pendamping PKH harus profesional dan berorientasi pada perubahan sosial yang berkelanjutan, salah satunya lewat penyuksesan program Sekolah Rakyat dan pemutakhiran Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Secara kuantitatif, kinerja pendamping diukur dari jumlah KPM yang berhasil graduasi. Tapi secara kualitatif, kita melihat sejauh mana mereka berhasil mendorong keluarga menjadi mandiri dan tidak kembali jatuh miskin,” ujar Gus Ipul saat membuka pelatihan Pendamping PKH gelombang kelima secara daring, Jumat (13/6/2025), yang diikuti oleh 2.816 peserta.
Dalam arahannya, Gus Ipul menyampaikan tujuh pesan penting di antaranya meminta pendamping menjadi agen transformasi sosial.
Baca Juga: Ketua DPR RI Soroti Gelombang PHK di Bali
“Pendamping PKH bukan hanya pelaksana teknis, tapi agen perubahan. Kalian adalah perpanjangan tangan negara bagi masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya.
Gus Ipul juga minta para pendamping mendukung program Sekolah Rakyat, sekolah berasrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem.
“Tugas pendamping adalah mengidentifikasi dan merekomendasikan anak-anak yang layak. Pastikan prosesnya transparan, datangi langsung rumahnya,” ujarnya.
Baca Juga: Jamaah Gunakan SPLP Diimbau Lapor ke PPIH Bandara
Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga minta pendamping aktif melakukan Ground Checking DTSEN dengan verifikasi dan validasi data di lapangan.
“DTSEN yang akurat hanya bisa terwujud jika pendamping benar-benar terlibat dalam pengecekan langsung. Kita bantu BPS dalam proses pemutakhiran data yang kini dilakukan setiap tiga bulan,” jelasnya.
Target Graduasi KPM masing-masing 10 per pendamping tiap tahun juga harus dijalankan dengan konsisten.
Baca Juga: Semarak Desa Bengkel, Menyulam Tradisi dan Spiritualitas dalam Satu Napas
“Perjuangkan Keadilan Data Jika menemukan penerima bantuan yang tidak layak atau keluarga miskin yang belum terdata, pendamping wajib melapor. Kita harus pastikan keadilan dalam data, karena di situlah keadilan bantuan dimulai,” kata Gus Ipul.
Selain itu, Gus Ipul juga minta para pendamping selalu menjaga Integritas dan Kedisiplinan. “Pendamping adalah wajah Kemensos di akar rumput. Hindari pungli, konflik kepentingan, dan penyimpangan. Tugas kalian menentukan wajah negara di mata rakyat,” tegasnya.
Seluruh pendamping PKH juga diminta selalu dalam satu narasi dan satu barisan. Pendamping juga harus memahami visi besar Presiden untuk menghapus kemiskinan ekstrem.
Baca Juga: Mendaki Gunung Agung, Turis Slovakia Terpeleset dan Cedera
“Kuncinya ada pada dua hal: Sekolah Rakyat dan DTSEN. Kita bekerja di jalur yang sama untuk masa depan anak-anak Indonesia,” ujar Gus Ipul.
Tak hanya itu, Gus Ipul juga meminta para pendamping menjadi penyebar informasi positif dan pelurus hoaks. “Jadilah barisan terdepan dalam menyampaikan kebenaran, khususnya seputar program negara dan program Kemensos.”
Ia juga menyampaikan salam dari Presiden Prabowo kepada para penerima manfaat. “Presiden sangat peduli dan memberikan perhatian besar lewat berbagai kebijakan yang berpihak pada rakyat miskin, tak hanya di Kemensos, tapi juga di kementerian lainnya.”
Baca Juga: Meriahkan Warna Tabanan, FESTA 2025 Jadi Panggung Budaya dan Gotong Royong Warga
Terakhir, Gus Ipul menekankan pentingnya kolaborasi. “Bangun koordinasi yang kuat dengan pemda dan para pemangku kepentingan. Tak semua bisa berada di pusat kebijakan, tapi pendampinglah yang hadir langsung di depan rakyat.”
“Teruslah bekerja dengan hati. Setiap langkah kalian adalah wujud hadirnya negara. Terima kasih atas kerja baik selama ini. Ikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, jangan main-main,” pungkasnya.
Pelatihan pendamping PKH batch kelima ini diikuti oleh 2.816 peserta yang tersebar di enam lokasi balai pelatihan Kemensos: Banjarmasin (730 orang), Makassar (720), Padang (690), Yogyakarta (326), Bandung (180), dan Jayapura (270). (*)